flashing android


Cara Flash Android

Ragam Cara Flash (Install Ulang) Android Yang Patut Anda Coba
  • Untuk cara flash (install ulang) Android yang pertama adalah dengan menggunakan flasher umum yang biasanya digunakan oleh tukang reparasi ponsel. Namun, anda akan sangat keliru jika menganggap menggunakan alat ini adalah cara yang terbaik apabila anda ingin melakukan flashing ponsel sendirian. Alat flasher universal untuk ponsel biasanya mempunyai harga yang lumayan mahal. Memang alat ini sangat berguna dan kita bisa memflash ponsel kita dengan cepat, namun Anda harus membayar biaya yang lumayan mahal untuk satu set alat, berbagai jenis kabel, dan power supply nya. Untuk itu, jika anda ingin memflash ponsel Anda dengan menggunakan alat ini, lebih baik Anda berpikir dua kali.
  • Untuk cara flash (install ulang) Android yang kedua dan lebih murah, Anda bisa menggunakan berbagai jenis aplikasi flasher untuk berbagai jenis contohnya Sony mempunyai aplikasi Flashtool dan SEUS, Samsung mempunyai Odin, dan LG mempunyai LG update software. Memang jika berbeda ponsel, berbeda pula cara langkah yang dilakukan. Namun, bahan yang digunakan tetap harus menggunakan kabel data. Pertama colokan ponsel menggunakan kabel data dan pilih file untuk memflash ponsel Anda. Biasanya file yang di perlukan mempunyai ukuran yang lumayan besar.
  • Langkah yang selanjutnya adalah dengan masuk ke recovery mode yang disediakan oleh masing-masing provider. Untuk itu, anda tinggal memilih recovery mode dan menunggu proses recovery pada ponsel anda.
Cara yang pertama adalah cara yang jarang digunakan karena biaya yang dibutuhkan untuk membeli alat flasher tergolong sangat mahal. Memang, hasilnya sangat terjamin ponsel kita akan sembuh dari softbrick, bootloop, dan mati suri. Jika anda menginginkan cara yang lebih murah anda bisa menggunakan berbagai flasher yang disediakan oleh berbagai provider. Namun, cara yang kedua ini tergolong cara yang rumit dan kita harus mengikuti urutan cara flash Android dengan benar agar ponsel yang akan kita flash berhasil kita flash ulang.
 salah satu contoh flash samsung dgn odin.

semoga bermanfaat....

class amplifier

Disini Saya mau membahas tentang class pada power amplifier, menurut info yang Saya dapat seperti ini :
1.1 Introduction
Di mobile environment, sekarang dikenal 4 tipe power yang paling populer :
1. Class a/b (terpopuler)
2. Class D (terpopuler untuk sub)
3. Class A (terpopuler di audiophile)
4. Class X (terpopuler di kalangan SPL mania :P)
Kebanyakan power untuk mobile environment( car) menggunakan class a/b…
1.2. Apa Dasar pemilihan kelas?
Kelas dipilih berdasarkan topologi penempatan transistor, feedback yang dipakai dan sebagainya
yang sebagai user ,kita gak gitu perlu tau.
Kelas juga dipilih berdasarkan gelombang Sinus yang dibentuk:) (untuk class A dan B)
2.1
Class A
Audison thesis HV Venti
Overview :
– Kelas ampli pertama, hampir semua produk HOME Audio pake kelas ini.
– Suara yang konon “warm”
– Salah satu dari 2 Basic Class dari amplifier.
Amplifier yang memakai : Audison THESIS HV VENTI , TruTechnology A Cls00ass ,Sinfoni Desiderio, dst. dst. (termasuk, tenggorokan loh:) )
Pro :
1. Gelombang output (keluaran) murni gelombang sinus (seperti kita berbicara aja:) ), jadi amplifier ini diagung2kan oleh para sq ers yg menginginkan sinyal yang sempurna.
2. Distorsi yang kecil.
3. Tenaga(Power) yang cukup besar.
cons :
1. PANAS BOS!Karena topologi yang mengharuskan transistor dalam kondisi ON dan arus konstan mengalir ke transistor
2. Efisiensi sangat kecil, sekitar 15% secara praktek akibat panas dan sebagainya. namun efesiensi bisa ditingkatkan oleh penggunaan heatsink dan fan yang bagus:)
3. Harganya mahal euy, Hampir seluruh amplifier mobil class A berharga 2 digit
4. Kurang cocok untuk mendrive subwoofer akibat (pada umumnya) power class A berjalan pada mode hi voltage , jadi
untuk impedansi rendah yang butuh arus tinggi (hi current) kurang bertenaga.
5. Mayan boros aki, akibat constant current drawing pada no.1:)
2.2
Class B
Overview :
– Kelas dengan efisiensi kedua tertinggi setelah kelas D
– Tidak cocok untuk audio
– Basic Class kedua
– Kalau mau dipaksa untuk audio harus menggunakan teknik push-pull untuk membentuk semi a/b tetapi tidak dianjurkan untuk mendrive sub.
Contoh Amplifier : – (tapi kalo gak salah Braxton pernah keluarin B series yang pake class B )
Pro :
1. Efisiensi sangat tinggi (70% an)
Cons :
1. Tidak cocok untuk audio operation
2.3
Class A/B
push pull class B yang telah dimodifikasi sehingga jeda antara gelombang phase negatif dan positif bisa direduksi
OVerview :
1. “Penggabungan” antara Sine Wave Output ala Class A dan efisiensi Class B
2. Sangat Cocok untuk penggunaan amplifier untuk car environment
3. Kelas Amplifier yang paling populer
Pro :
1. Panas yang dihasilkan relatif rendah (dibanding Class A)
2. Supply Listrik yang diperlukan tidak begitu tinggi
3. Harganya relatif murah
4. Semi Sine Wave mendekati Class A
5. Efisiensi cukup tinggi (sekitar 40-50%)
6. Suara yang terkontrol (terutama untuk drive sub)
Cons :
1. Gelombang mungkin sedikit rusak
2. Sangat bergantung pada power supply untuk tenaga
3. Sangat bergantung pada transistor
4. Heatsink harus bisa menghantarkan panas dengan baik
2.4
Class D
Orion 1200D
Overview:
– Amplifier dengan efisiensi tertinggi dan terhitung dingin:)
– Amplifier populer untuk SPL
– Merupakan amplifier yang menggunakan teknik PWM (pulse width modulator)
jadi signal analog, diubah ke digital, baru dijadikan analog lagi.
Pro :
1. VERY RECOMMENDED FOR SUB!
2. Efisiensi tertinggi (80-90%)
3. Tenaga yang cukup besar walaupun watt kecil akibat efisiensi yang tinggi
4. “dingin”
5. Supply Listrik tidak butuh terlalu besar
6. Transistor tidak cepat rusak karena transistor hanya ON pada saat ada sinyal, dan
off waktu tidak ada sinyal
7. umumnya lebih kecil dengan watt yang sama:)
Cons :
1. Tidak bisa untuk drive speaker karena adanya restriksi penggunaan filter
(karena pada aturan untuk kelas D, Low Pass Filter digunakan untuk merubah sinyal digital
menjadi analog, jadi penggunaan hi pass tinggi hampir tidak mungkin dilakukan)
2. Suara Bass kurang bisa terkontrol (buat yang ehem…sq abies!)
3. Gelombang sinus yang dihasilkan cenderung “kotak”
2.5
Class X
clif designs cdx-20a
(inget pemecahan world record no.3 di indonesia oleh Johan Gen-X?dia pake ampli ini)
Overview :
– Pengembangan lebih lanjut dari Class D, dimana efisiensi ditingkatkan nyaris 100%
– Nama lainnya Digital Class D Amplifier
– Paten Anaba Group (MA Audio, cLif Designs, Visonik, Ultra Linear, dsb.)
Ampli : XTR 1200, XTR 3000, MA Audio HK 4000D, Visonik 4000XD, cLif Designs CDX-20A, Lightning Audio Storm X1.2000.1D (versi digital)
http://www.ma-audio.com
http://www.clifdesigns.com
http://www.visonik.com
//www.xtraudio.com
Pro :
1. Tenaga yang sangat besar akibat efisiensi yang tinggi.
2. Hi Current, didesain untuk di “siksa” di 1 ohm secara stabil
3. Panas yang tidak terlalu besar.
4. Sangat dianjurkan untuk Sub2 haram jadah macem Solo X, atau MA HardKore 18″
Cons :
1. mahal.
2. regulasi wattage yang hanya mengijinkan bermain di impedansi rendah
3. Voltage dependant…
2.6
Class T
Tripath Chip Amp
Alpine MRD-F752
phase linear OPUS2
Overview :
– Trademark dari TRIPATH Technologies
– Menggunakan ADC/DAC chip amps
– Jarang loh:)
Contoh ampli : Alpine MRD-F375 (kalo gak salah, mohon bos bodapa membetulkan), MA Audio (lupa kodenya), Phase Linear OPUS series
Pros :
1. efisiensi kelas D, dengan gelombang kelas a/b ? who wouldn’t want?
2. dingin
Cons :
1. Mahal dalam hal produksi.
2. Banyak yang kurang menganggap chip amps
original thread by Jey “Eternity Sound”
Trs d forum laen bos David dr Neusounds :
class B, berkarakter kasar, dan boros listrik,ini uda hampir ga ada lagi sekarang
class AB, berkarakter halus, tapi masih boros listrik, ini hampir semua power amp seperti ini
class A, berkarakter halus banget, warm, tetep boros listrik, ini masih ada beberapa merk keluarin, karena ciri khas power amp class ini yg laen dari pada yg laen
tube > ini ngerti dunk, amp tabung, arti nya amp yg transistor nya dari tabung, seperti jaman dulu, ada 2 tipe, ada full tube, ada yg hybrid alias, cuma preamp nya yg pakai tube
class D, berkarakter kasar, tenaga gede dan efisien di listrik, nah ini biasa di ketemui untuk power amp buat angkat subwoofer
class G, berkarakter seperti class AB, tapi lebih hemat listrik dan design lebih ramping
class H, berkarakter galak seperti class D, bertenaga besar, tapi halus seperti class AB dan efisien di listrik dan design
ada lagi Class T (digital) ini ga terlalu populer, karena size nya yg besar, tapi class T tenaga besar sekali, tapi efisein di listrik
begitu sedikit ulasan newbie tentang power amp
lanjut k monoblok
jadi ada juga power amp monoblok class AB, contoh seperti power amp genesis DM (Dual Mono) dan DMX (Dual Mono Exterme), Gramond MLT2.1 SE
dan banyak kan power amp monoblok class D, contoh performa 2200, venom 2000vd, dll deh
nah yg baru ini class G/H bisa di temui di genesis DMA250 dan ARC
jadi ga selalu power amp monoblok itu buat angkat subwoofer
semoga membantu
thanks
Referensi lainnya Saya dapat dari wikipedia
http://en.wikipedia.org/wiki/Electronic_amplifier
Yang Saya mau tanyakan disini adalah:
Pertama
Apakah power amplifier yang disebut High Current termasuk power amplifier class X? Karena banyak yang bilang Power Cliff Design CDX-20A, Visonik V4000XD, MA Audio HK-4000D, Performa PC 5000D, dan lain-lain disebut sebagai power High Current, soalnya setau Saya kalau power High Current boros Accu (mohon dibetulkan kalau salah), sedangkan dari info yg Saya dapat Class X memiliki effisiensi yang sangat tinggi, bahkan lebih baik dibanding Class D
Kedua
Masih mengenai class X, Saya menemukan perbedaan spek disini
http://www.onlinecarstereo.com/CarAudio/p_14753_MA_Audio_HK4000D.aspx
tertulis
MA Audio HK4000D
RMS Power @ 14.4V: 50W x 1 @ 4 Ohm, 3600W x 1 @ 2 Ohm
RMS Power @ 17.0V: 75W @ 4 Ohm, 4000W @ 2 Ohm
dan disini
http://ampguts.com/gallery/showgallery.php?cat=1117
tertulis
MA Audio HK4000D
1 x 1800W @ 4 Ohm (14.4V)
1 x 3600W @ 2 Ohm (14.4V)
1 x 2000W @ 4 Ohm (17V)
1 x 4000W @ 2 Ohm (17V)
Sebetulnya spek mana yang betul? Karena keduanya memiliki perbedaan yang sangat signifikan pada 4 ohm dan 2 ohm.
Disini
http://ampguts.com/gallery/showgallery.php?cat=522
tertulis
Clif Designs CDX-20A
Class X Amplifier
1 x 25W @ 4 Ohm (14.4V)
1 x 50W @ 4 Ohm (17V)
1 x 3600W @ 2 Ohm (14.4V)
1 x 4000W @ 2 Ohm (17V)
Dan disini
http://ampguts.com/gallery/showgallery.php?cat=2018
Visonik V4000XD
Rms Power @ 14.4V DC
1 x 2500W @ 4 Ohm
1 x 3500W @ 2 Ohm
Rms Power @ 17V DC
1 x 3000W @ 4 Ohm
1 x 4000W @ 2 Ohm
Sebetulnya mana yang menunjukkan karakter dari Class X sendiri? Karena semuanya termauk power Class. Apakah pada impedansi rendah baru menghasilkan tenaga yang besar, atau pada impedansi 4 ohm tenaga yang dikeluarkan sudah besar?
Sekian pertanyaan Saya. Mohon maaf jika terlalu panjang, karena Saya masih merasa rancu antara Class X dan High Current, terima kasih sebelumnya
asawendo
——————
Yang Saya mau tanyakan disini adalah:
Pertama
Apakah power amplifier yang disebut High Current termasuk power amplifier class X? Karena banyak yang bilang Power Cliff Design CDX-20A, Visonik V4000XD, MA Audio HK-4000D, Performa PC 5000D, dan lain-lain disebut sebagai power High Current, soalnya setau Saya kalau power High Current boros Accu (mohon dibetulkan kalau salah), sedangkan dari info yg Saya dapat Class X memiliki effisiensi yang sangat tinggi, bahkan lebih baik dibanding Class D
Kedua
Masih mengenai class X, Saya menemukan perbedaan spek disini
http://www.onlinecarstereo.com/CarAudio/p_14753_MA_Audio_HK4000D.aspx
tertulis
MA Audio HK4000D
RMS Power @ 14.4V: 50W x 1 @ 4 Ohm, 3600W x 1 @ 2 Ohm
RMS Power @ 17.0V: 75W @ 4 Ohm, 4000W @ 2 Ohm
dan disini
http://ampguts.com/gallery/showgallery.php?cat=1117
tertulis
MA Audio HK4000D
1 x 1800W @ 4 Ohm (14.4V)
1 x 3600W @ 2 Ohm (14.4V)
1 x 2000W @ 4 Ohm (17V)
1 x 4000W @ 2 Ohm (17V)
Sebetulnya spek mana yang betul? Karena keduanya memiliki perbedaan yang sangat signifikan pada 4 ohm dan 2 ohm.
Disini
http://ampguts.com/gallery/showgallery.php?cat=522
tertulis
Clif Designs CDX-20A
Class X Amplifier
1 x 25W @ 4 Ohm (14.4V)
1 x 50W @ 4 Ohm (17V)
1 x 3600W @ 2 Ohm (14.4V)
1 x 4000W @ 2 Ohm (17V)
Dan disini
http://ampguts.com/gallery/showgallery.php?cat=2018
Visonik V4000XD
Rms Power @ 14.4V DC
1 x 2500W @ 4 Ohm
1 x 3500W @ 2 Ohm
Rms Power @ 17V DC
1 x 3000W @ 4 Ohm
1 x 4000W @ 2 Ohm
Sebetulnya mana yang menunjukkan karakter dari Class X sendiri? Karena semuanya termauk power Class. Apakah pada impedansi rendah baru menghasilkan tenaga yang besar, atau pada impedansi 4 ohm tenaga yang dikeluarkan sudah besar?
Sekian pertanyaan Saya. Mohon maaf jika terlalu panjang, karena Saya masih merasa rancu antara Class X dan High Current, terima kasih sebelumnya
Pertanyaan bagus dengan uraian yang bagus….:)
Saya jawab yang perbedaan spesifikasi yaa….
Sebenarnya power supply amplifier ada yang regulated (constant) dan unregulated (variable) power supply
REGULATED POWER SUPPLY AMPLIFIER
Pada amplifier regulated, spesifikasinya mengharuskan untuk meregulasi power supply misalnya di 14,4 Volt pada 100 watt dan 4 ohm
maka ketika musik membahana misalnya sub berbunyi kencang maka voltase cenderung mengalami dip misalnya saja turun menjadi 12 Volt,
Nah ketika hal tersebut terjadi maka power supply akan mengeluarkan arus yang lebih besar untuk mengkompensasi hal tersebut sehingga outputnya akan tetap sama yaitu 100 watt pada 4 ohm.
Ingat rumus

Sehingga pada regulated power amp voltase yang lebih rendah maupun lebih tinggi tidak akan terlalu berpengaruh terhadap output yang dikeluarkannya.
UNREGULATED POWER SUPPLY AMPLIFIER
Pada amplifier unregulated spesifikasinya dirancang untuk menerima voltase secara variabel misalnya 10,8-16 Volt. Outputnya cenderung berubah ketika terjadi penambahan voltase maupun penurunan voltase
Efeknya pada amplifier jenis ini dia bisa saja hanya menghasilkan 100 Watt pada 14,4 volt 4 ohm, kemudian turun menjadi hanya 50 watt pada 12 volt 4 ohm namun bisa naik menjadi 200 watt pada 16 volt 4 ohm. That’s unregulated amplifier
Dari spesifikasi di atas yaitu 17 volt adalah completely useless kecuali pakai catu daya rumah. Karena alternator mobil normal umumnya hanya menghasilkan voltase antara 13,8 volt sampai 14,4 volt dan peaknya mungkin di sekitar 16 volt itupun sangat jarang bisa terjadi tanpa treatment kelistrikan secara khusus. Accu mobil sendiri hanya menghasilkan antara 10,8-12 Volt di bawah itu sudah kesulitan menstarter mobil.
Jadi produsen yang memasang spec 17 volt IMHO sebenarnya bukan merupakan hal yang realistis bagi customer.
Ini salah satu link penjelasannya
http://www.diyaudio.com/forums/car-audio/81934-regulated-unregulated-amp.html
CMIIW
Best Regards
Wendo
Pemula Audio
Sebetulnya mana yang menunjukkan karakter dari Class X sendiri? Karena semuanya termasuk power Class. Apakah pada impedansi rendah baru menghasilkan tenaga yang besar, atau pada impedansi 4 ohm tenaga yang dikeluarkan sudah besar?
Sekian pertanyaan Saya. Mohon maaf jika terlalu panjang, karena Saya masih merasa rancu antara Class X dan High Current, terima kasih sebelumnya
wuih…. penjelasan master suhu kumpliiid…
Mungkin yg dimaksud dengan Class X itu adalah basically topologi yg sama seperti Class D tapi yg membedakan adalah topologi supply untuk mosfet-nya? Topologi supply-nya yg seperti digital jadi disebut class X.
Sedangkan kalo high current seperti Orion HCCA itu mungkin hanya sebutan marketing ajah ya? Secara kalau dilihat secara topologi-nya apakah bisa dibilang termasuk class A/B yg bisa menerima impedansi sangat rendah.
Kalo nggak salah current itu kan arus (AMPERE) yg rumus listrik-nya:
P (WATT) = V(VOLT) x I (AMPERE)Atau kalo digabung ama Ohm’s Law jadi:
P (WATT) = V^2 / R
Nahh… kenapa di kasus ORION HCCA kalo impedansi kecil bisa naek watt-nya jadi guede banget. Tinggal masukin rumus kaan? Mungkin mestinya Orion HCCA disebut power High Voltage yah bukan High Current? Hehehehehe….. biar nggak salah kaprah. Tapi kan namanya juga marketing jargon biar keren gitu.
oh iya, power Class D itu termasuk high current (marketing jargon)juga kah? Kan rating-nya misal 750Watt @ 4ohm, 1500Watt @ 2ohm, 2000Watt @1ohm. makin kecil impedansi makin gede watt-nya. Hohohohoho….
Kalo ada salah maap yee… nama-nya juga Pemula boleh copy paste dari sini nih:
Rumus Kelistrikan (http://en.wikipedia.org/wiki/Electric_power)
atau
Rumus Kelistrikan II (http://www.sengpielaudio.com/calculator-ohm.htm)
Class X vs High Current (http://forum.ecoustics.com/bbs/messages/4/187209.html)

semoga bermanfaat ..sallam moch thariq

audio mixer 4ch +mp3 usb

                                         suwara jerni harga lebih murah di banding mixer rakitan

setting dasar Mikrotik RB 750 untuk Speedy

Dalam melakukan setting awal mikrotik RB750 dengan 5 port yang sudah terseting bridge dari pabrikan adalah:
Masuk ke dalam mikrotik dengan menggunakan winbox yang adalah didownload langsung dari IP Mikrotik yang didapat atau dari http://mikrotik.com
Setelah masuk, ingat username dan password default mikrotik adalah : username  = admin  password = kosong (tidak ada password), seperti gambar berikut:
Maka akan masuk ke dalam halaman utama mikrotik seperti:
Lakukan Reset Konfigurasi, agar setting pabrikan atau bridge menjadi kosong, yaitu dengan pilih System > Reset Configuration seperti gambar:
Lakukan Restart atau Reboot Miktorik dengan cara pilih System > Reboot. 
Tunggu beberapa saat hingga mikrotik dapat diakses kembali dengan memilih mac addres mikrotik, karena ip addres mikrotik sudah direset.
Definisikan Port mana saja yang akan diakses dan port utama dijadikan akses dari modem speedy, yaitu port satu seperti interface berikut:
Membuat IP Address sesuai dengan nama eth0 - eth5 sesuai penamaan yang akan digunakan, sisini dibagi menjadi 3 kelompok yaitu, speedy, Local dan wifi.
Untuk membuat IP addres untuk masing-masing port. pilih IP > Address seperti:
Untuk Membuat IP seperti gambar diatas, klik menu tambah pada pojok kiri Address List, maka akan muncul seperti:
Inputkan IP yang akan digunakan, contoh:
ether1-speedy = 192.168.1.1/24
ether2-local = 192.168.10.1/24
ether3-wifi = 192.168.0.1/24
Sampai disini, kita telah membuat IP Address sesuai ether yang akan digunanakan, langkah selanjutnya adalah melakukan setting PPoE Client yaitu setting username speedy, yaitu dengan menggunakan PPP pada menu disebelah kiri, dan akan kita buat baru PPoE Client, seperti:
Lakukan perubahan pada General > Name > Sesuai yang diinginkan contoh, pppoe-speedy, seperti:
Pilih Tab Dial Out, yaitu untuk melakukan dial up username speedy, seperti:

Keterangan:
Service  = speedy
Usename = Username dari speedy
Password = password dari speedy
Kemudian centang pada Add Default Route dan Use Peer DNS serta Allow
Tunggu Beberapa menit agar mikrotik dapat melakukan dial up terhadap username dan password speedy sehingga statusnya menjadi Connect seperti:
Sampai disini kita telah membuat setting terhadap speedy sehingga jika kita ping ke google.com akan berhasil, seperti: contoh ping menggunakan terminal pada mikrotik yaitu dengan membuka new terminal seperti:
Langkah selanjutnya adalah mengecek DNS dari Speedy dengan membuat IP > DNS seperti:
DNS Telkom sudah kita dapatkan, centang pada Allow Remote Requests agar dapat diakses dari luar jika akan melakukan setting melalui jarak jauh.
Langkah berikutnya adalah membuat NAT dan DHCP Server agar Client Local dan Wifi bisa mendapatkan IP Address secara Dynamic.
Setting NAT pada Firewall
Maka akan membuka Jendela Firewall, seperti:

Pilih Tab pada NAT untuk melakukan setting PPPoE Client yang telah dibuat ke ether modem, seperti:
Pilih manu Tambah maka akan muncul jendela NAT seperti:
Pilih srcnat pada Chain dan Tentukan Out Interfacenya dari pppoe-speedy yang telah kita buat sesuai gambar diatas, kemudian Pilih Tab pada Action lalu pilih masquerade seperti:
Lalu Pilih OK. Sampai Disini kita telah memfungsikan pppoe-speedy kesemua ether yang ada, langkah berikutnya membuat DHCP Server dengan cara Pilih IP > DHCP Server seperti:
Disini kita harus membuat dua DHCP Server yaitu untuk ether-local dan ether-wifi, dengan dengan cara klik DHCP Setup pada Jendela DHCP Server seperti:
Jika telah menentukan ether yang akan dibuat DHCP maka klik Next, seperti:
Merupakan IP address dari IP address yang telah dibuat, klik Next untuk melanjutkan setting Gateway seperti:
Pada DHCP Rellay Klik Next saja untuk melajutkan, Maka akan memberikan membatasan client yang dapat mengakses yaitu mulai dari IP 192.168.10.2 - 192.168.10.100
Pada Jendela DNS Server klik Next saja, karena kita menggunakan DNS Telkom seperti:
Langkah berikutnya adalah Reboot Mikrotik dan tunggu beberapa saat, dan tes koneksi melakukan command (CMD) pada PC atau Laptop yang terhubung wifi atau local, seperti: